Seleksi dan Penempatan, serta Pelatihan dan Pengembangan
Seleksi adalah sistem penilaian terhadap calon tenaga kerja yang memiliki
ciri-ciri sesuai dengan syarat atau ketentuan yang berlaku.
Menurut Munandar penmpatan
ialah suatu rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan para calon tenaga
kerja pada pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan dari calon tenaga kerja untuk berhasil pada pekerjaannya. Dalam penempatan
karyawan mungkin sering terjadi kesalah penempatan. Dan hal yang harus dilakukan atasan jika terjadi kesalahan dalam penempatan
karyawan adalah menempatkan kembali tenaga kerja tersebut ke posisi yang
lebih sesuai dan menugaskan kembali tugas-tugas yang sesuai dengan bakat dan
kemampuan karyawan.
Di dalam seleksi terdapat pengumpulan data yang dilakukan secara
mekanikal dan klinikal. Adapun tahap-tahap
yang dilakukan atasan untuk menyeleksi calon tenaga kerjanya, yaitu:
mencari calon tenaga kerja melalui iklan, media cetak, media elektronik,
acara-acara seperti job fair, dan lain-lain; jika atasan sudah mendapatkan
daftar calon tenaga kerja yang sesuai, maka dilakukan tahap berikutnya, yaitu
seleksi surat lamaran yang diterima oleh atasan, selanjutnya dilakukan tahap
wawancara awal, yang dilanjutkan dengan ujian, psikotes, wawancara kedua,
penilaian akhir, pemberitahuan dan wawancara akhir, serta yang terakhir
penerimaan calon tenaga kerja.
Selain selesksi dan penempatan, dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian terdapat pula pelatihan (training) dan pengembangan
(development).
Pelatihan (Training) adalah suatu
kegiatan yang dirancang dalam memberikan kesempatan belajar kepada karyawan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan pada pekerjaan yang
sedang dijalani.
Sedangkan Pengembangan
(Development) adalah suatu kegiatan yang dirancang sebagai persiapan
individu untuk memikul tanggung jawab yang lebih tinggi dalam perusahaan, suatu
organisasi, lembaga, atau instansi-instansi.
Terdapat tujuan dari
pelatihan dan pengembangan, antara lain: untuk meningkatkan produktivitas
karyawan, meningkatkan mutu karyawan, meningkatkan semangat kerja pada
karyawan, menarik dan menahan tenaga kerja yang dibutuhkan, serta lainnya.
Dalam pelatihan (training) terdapat dua macam metode yang digunakan, yaitu metode tradisional dan metode non-tradisional. Di dalam metode tradisional terbagi menjadi tiga
sub-bagian, yaitu presentasion methods (yang meliputi lecture, audiovisual
training), lalu ada hands-on methods (yang meliputi on-job training, simulasi,
role play, studi kasus), dan yang terakhir group building (yang meliputi
adventure learning dan team training).
Sedangkan di dalam metode
non-tradisional terdapat dua sub-bagian, yaitu: computer-based training
(yang meliputi CD-ROM, DVD; interactive video, dan online learning) dan
simulations (yang meliputi virtual).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar