Rabu, 20 April 2016

Terapi Humanistik


Teknik-teknik Terapi Humanistik
Pada terapi humanistik tidak adanya teknik-teknik yang tegas yang diterapkan pada selama pelaksanaan terapi. Metode-metode yang berasal dari terapi gestalt dan analisis transaksional sering digunakan, dan sejumlah prinsip dan prosedur psikoanalisis bisa diintegrasikan ke dalam pendekatan humanistik. Tugas terapis pada terapi ini adalah menyadarkan klien bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila klien memaknainya. Namun terapi humanistik juga merekomendasikan beberapa teknik (pendekatan) khusus seperti menghayati keberadaan dunia obyektif dan subyektif klien, pengalaman pertumbuhan simbolik (suatu bentuk interpretasi dan pengakuan dasar tentang dimensi-dimensi simbolik dari pengalaman yang mengarahkan pada kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan makna, dan pertumbuhan pribadi).
Pada saat terapis menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat itulah proses terapeutik berada pada saat yang terbaik. Penemuan kreatifitas diri terapis muncul dari ikatan saling percaya dan kerjasama yang bermakna dari klien dan terapis. Proses terapis oleh para humanistik meliputi tiga tahap yaitu:
  1. Tahap pertama, terapis membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Terapis mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
  2. Pada tahap kedua, klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
  3. Tahap ketiga berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya. 

Sumber: 

Corey, G. (2009). Toeri dan praktik konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Adiatma.

Feist, G. J. dan Feist, J. (2012). Teori kepribadian: theories of personality. Jakarta: Salemba Humanika.

Terapi Humanistik


Terapi humanistik adalah terapi yang berfokus pada diri manusia sendiri. Tujuan terapi humanistik adalah agar klien dapat memiliki nilai-nilai kehidupan, yaitu menghargai kejujuran, keadilan, kebaikan, dan kesederhanaan. Tujuan lainnya ialah untuk pasien agar mengenali dirinya sendiri dan mencari kepuasan akan kebutuhan dasar manusia. Terapi humanistik dapat dikatakan sebagai terapi yang  berpusat pada klien (client-centered).
Terdapat kekurangan maupun kelebihan pada terapi humanistik diantaranya, yaitu:
A.    Kelebihan
  •   Bagi orang-orang yang rentan atau cemas dapat berkembang secara psikologis dengan terapi ini. Karena pada terapi ini klien bertemu dengan terapis yang kongruen, yang mampu menerima klien tanpa syarat, dan dengan empati yang akurat.
  • Klien mempunyai kebebasan dalam menentukan keputusan sendiri.
  •  Terapis memandang klien sebagai manusia dengan kebutuhan manusiawi yang sama seperti yang semua orang miliki.
  • Adanya hubungan interpersonal yang dibangun oleh terapis yang mampu memberikan klien perasaan percayaan diri dan penghargaan diri.
  • Membantu klien membangun hubungan yang sehat di luar terapi.
B.     Kekurangan
  • Pada terapi humanistik tidak bebas dari nilai yang harus mempertimbangkan kenyataan bahwa semua orang mempunyai kecenderungan bawaan untuk berkembang menuju kondisi yang lebih baik.
  • Tujuan terapi humanistik mengikuti dari posisi klien pada hierarki kebutuhan karena kebutuhan fisiologis dan rasa aman adalah kebutuhan yang kuat. Klien yang berada pada hierarki tersebut tidak langsung termotivasi untuk melakukan psikoterapi.
  • Dalam pelaksaannya, terapi humanistik tidak menerapkan teknik-teknik yang tegas seperti pada terapi-terapi lainnya.

Sumber:
Corey, G. (2009). Toeri dan praktik konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Adiatma.

Feist, G. J. dan Feist, J. (2012). Teori kepribadian: theories of personality. Jakarta: Salemba Humanika.